Banjir telah menjadi masalah kronis yang menghantui Kota Makassar. Setiap tahun, ketika musim hujan tiba, ribuan warga Makassar terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam rumah dan infrastruktur vital. Bencana hidrometeorologi ini tidak hanya menimbulkan kerugian material yang signifikan, tetapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi dan mengancam keselamatan jiwa.
Pada Desember 2024, banjir menyebabkan kerusakan parah di empat kecamatan, yaitu Panakkukang, Wajo, Ujung Tanah, dan Mamajang. Banjir juga menggenangi area di sekitar Rumah Sakit Islam Faisal dan beberapa gedung kantor pemerintahan. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang universal dan berkelanjutan untuk mengatasi banjir Makassar secara komprehensif.
Artikel ini akan mengkaji pendekatan terpadu yang menggabungkan solusi teknis, perencanaan jangka panjang, dan pembiayaan inovatif berdasarkan konsep Ekonomi Universal Berbasis Universal Monetary Theory (UMT).
Versi videonya dapat disimak di sini.
Video dengan narasi, dapat dicermati di sini.
Sebagai pelengkapnya, lagunya dapat didengarkan di sini.
Lagu berbahasa Inggeris, dapat dinikmati di sini.
Analisis dan Pemetaan: Memahami Akar Masalah
Sebelum merumuskan solusi, pemahaman mendalam tentang karakteristik dan penyebab banjir di Makassar sangatlah penting. Pendekatan yang komprehensif dimulai dengan:
Studi Hidrologi Terpadu: Studi hidrologi berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) akan memetakan daerah rawan banjir, aliran air, dan kapasitas drainase existing. Pemetaan ini akan mengidentifikasi titik-titik kritis dan penyebab banjir, baik faktor alam maupun faktor manusia. Perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah yang tidak terkendali, dan sedimentasi merupakan beberapa faktor antropogenik yang perlu dikaji secara mendalam. Dalam studi ini, SIG akan digunakan untuk melapiskan berbagai informasi seperti ketinggian, pola curah hujan, dan penggunaan lahan untuk mengidentifikasi daerah rawan banjir.
Pemodelan Komputasi: Data dari studi hidrologi akan digunakan untuk membangun model komputasi yang mampu memprediksi dampak dari berbagai skenario intervensi. Model ini akan menjadi alat bantu pengambilan keputusan yang krusial dalam merancang solusi yang efektif dan efisien. Keterlibatan para ahli hidrologi dan pemodelan akan menjamin akurasi dan keandalan model.
Dampak Banjir: Banjir di Makassar memiliki dampak yang luas, tidak hanya merendam rumah dan infrastruktur, tetapi juga berdampak pada mata pencaharian masyarakat. Sebagai contoh, banyak petani yang terpaksa menjual sawah mereka karena sering terkena banjir dan beralih ke pekerjaan non-pertanian. Pada Januari 2019, banjir merendam 1.658 rumah dan berdampak pada 9.328 penduduk. Tingkat keparahan banjir juga terlihat dari penggunaan perahu karet untuk evakuasi warga.
Solusi Teknis: Membangun Infrastruktur yang Adaptif
Berdasarkan analisis dan pemetaan, solusi teknis berikut diusulkan untuk mengendalikan banjir di Makassar:
Infrastruktur Pengendalian Banjir:
Waduk Multifungsi: Pembangunan waduk di daerah pinggiran Makassar yang memiliki kantong-kantong air merupakan langkah strategis. Waduk tidak hanya berfungsi sebagai penampung air hujan dan mengurangi debit air di sungai, tetapi juga menyediakan sumber air bersih bagi masyarakat dan industri.
Drainase Terpadu: Perbaikan dan peningkatan sistem drainase di seluruh wilayah Makassar mutlak diperlukan. Revitalisasi saluran air yang tidak berfungsi, pengarahan aliran air ke laut, dan penerapan teknologi drainase berkelanjutan seperti bio-swale dan sumur resapan akan meningkatkan kapasitas drainase dan mengurangi risiko genangan.
Pengelolaan Tata Ruang:
Integrasi tata ruang kota dengan perencanaan pengendalian banjir menjadi kunci keberhasilan. Pembatasan pembangunan di daerah rawan banjir dan penerapan aturan ketat tentang konservasi lahan akan meminimalkan dampak negatif dari pembangunan terhadap sistem drainase alami. Pengembangan ruang terbuka hijau juga berperan penting dalam meningkatkan resapan air dan mengurangi limpasan permukaan.
Skenario Pembiayaan: Investasi Berkelanjutan dengan UMT
Pembiayaan merupakan aspek krusial dalam implementasi solusi pengendalian banjir. Skema pembiayaan berikut diusulkan:
Investasi Multi-Years: Pemerintah perlu mengalokasikan dana investasi multi-years untuk membiayai proyek-proyek pengendalian banjir. Konsep ekonomi universal berbasis UMT menawarkan solusi inovatif, di mana Bank Sentral Universal Indonesia (BSUI) menerbitkan Mata Uang Universal yang berbasis emas dan proyek-proyek produktif.
Pengembalian Investasi: Keterlibatan swasta dalam skema pengembalian investasi dapat dioptimalkan melalui pemanfaatan produk air bersih dari waduk. Pembangunan kawasan industri universal di sekitar waduk akan memberikan insentif bagi swasta untuk berinvestasi dalam proyek pengendalian banjir. Air bersih dari waduk dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri dan masyarakat, menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan. Konsep ekonomi universal berbasis UMT akan menjamin keadilan dan keberlanjutan dalam skema ini.
Integrasi UMT dalam Pengendalian Banjir:
Salah satu insight kunci dari artikel ini adalah integrasi UMT dalam pengelolaan banjir. UMT memungkinkan pembiayaan proyek pengendalian banjir yang berkelanjutan dan berkeadilan dengan menghubungkan penerbitan mata uang dengan proyek-proyek produktif, seperti pembangunan waduk multifungsi.
Berbeda dengan metode pembiayaan tradisional yang seringkali mengandalkan utang atau dana publik terbatas, UMT menawarkan alternatif yang lebih lestari dengan menciptakan siklus ekonomi yang positif. Pembangunan waduk tidak hanya mengendalikan banjir, tetapi juga menghasilkan air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat, menghasilkan pendapatan yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan lainnya.
Mechanism | Source | Benefits | Challenges |
Investasi Multi-Years | Pemerintah | Pendanaan jangka panjang Stabilitas fiskal | Ketergantungan pada alokasi anggaran Potensi inefisiensi |
UMT | BSUI | Pencetakan uang berbasis proyek produktif Pengembalian investasi melalui pemanfaatan air bersih * Keadilan dan keberlanjutan | Adopsi dan implementasi UMT Kerjasama multipihak |
Implementasi dan Monitoring: Kolaborasi dan Inovasi
Implementasi program pengendalian banjir membutuhkan kerjasama dan koordinasi yang kuat antar berbagai pihak:
Kerjasama Multipihak: Pelibatan seluruh stakeholder, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat, dan akademisi, sangatlah penting. Pembentukan tim khusus yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan proyek akan menjamin transparansi dan akuntabilitas.
Teknologi dan Inovasi: Pemanfaatan teknologi dan inovasi akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pengendalian banjir. Sistem peringatan dini banjir berbasis teknologi informasi, solusi berbasis alam, dan teknologi ramah lingkungan merupakan contoh inovasi yang dapat diimplementasikan.
Kesimpulan: Menuju Makassar Tangguh Banjir
Banjir di Makassar merupakan permasalahan kompleks yang menuntut solusi komprehensif dan berkelanjutan. Pendekatan universal yang memadukan solusi teknis, perencanaan jangka panjang, dan pembiayaan inovatif berbasis UMT menawarkan kerangka kerja yang menjanjikan. Kolaborasi multipihak, penerapan teknologi, dan komitmen yang kuat dari semua stakeholder merupakan faktor kunci keberhasilan.
Penerapan UMT dalam pembiayaan proyek pengendalian banjir menjadi terobosan penting. Dengan menghubungkan penerbitan mata uang dengan proyek produktif, UMT menciptakan siklus ekonomi positif yang mendorong keberlanjutan.
Waduk multifungsi tidak hanya mengendalikan banjir, tetapi juga menghasilkan air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, menciptakan sumber pendapatan baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Model ini memiliki potensi untuk direplikasi di kota-kota lain yang rawan banjir di Indonesia. Dengan adanya komitmen dan kerjasama yang kuat dari semua pihak, Makassar dapat menjadi kota yang tangguh terhadap banjir dan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menciptakan solusi pengendalian banjir yang inovatif dan berkelanjutan.
Kommentare